• ”E-tourism” Media Promosi Pariwisata Budaya Bali


    KETERGANTUNGAN Bali terhadap industri pariwisata sangat jelas dirasakan pada saat Bali mengalami krisis kunjungan wisatawan pascaserangan teroris yang meledakkan bom di Bali. Oleh sebab itu, sangat wajarlah melanjutkan industri pariwisata saat ini dan mengembangkannya untuk masa yang akan datang dengan segala konsekuensinya. Seiring dengan hal ini, World Tourism Organization (WTO) memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar 200% angka kunjungan wisatawan dunia.
    Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi, dan pesatnya perkembangan teknologi informasi. WTO juga mencatat bahwa internet telah menjadi media utama dalam mencari informasi tentang destinasi pariwisata yang akan dikunjungi oleh calon wisatawan dan diperkirakan 95% wisatawan mendapatkan informasi melalui internet. Seiring dengan hal itu, pertumbuhan user internet terus bertambah hingga 300% pada lima tahun ke depan seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi. Fakta lain juga dicatat bahwa diperkirakan 80% dari wisatawan yang berkunjung ke destinasi-destinasi di Indonesia berasal dari negara-negara maju yang telah terbiasa menggunakan internet sebagai sumber informasi dalam mengambil keputusan perjalanan wisatanya. Namun, masih harus disadari bahwa pemanfaatan kemajuan teknologi informasi di Bali masih sangat terbatas pada perusahaan besar atau international chain saja, padahal industri kecil pun dapat memanfaatkan teknologi informasi dengan biaya terjangkau, asalkan ada yang mau memulainya.
    Tentu saja kunjungan wisatawan ke Bali akan terus meningkat jika destinasi yang kita miliki telah memiliki kualitas yang melebihi harapan wisatawan. Dengan mengusung destinasi tropis yang sangat diminati oleh wisatawan, kita juga memiliki keanekaragaman sumberdaya alam dan budaya, yang semestinya menjadi daya tarik tiada tara bagi calon wisatawan. Namun, harus juga disadari oleh seluruh komponen terkait bahwa pariwisata dunia telah semakin kompetitif, di mana wisatawan tidak lagi berhenti pada ”citra”, namun lebih mengedepankan kualitas destinasi. Kenyataan saat ini, wisatawan semakin ”intelek” dalam memilih destinasi, dengan berbagai pertimbangan yang rasional. Ada tiga hal penting yang biasanya menjadi indikator destinasi yang berkualitas, di antaranya adalah: kemampuan destinasi dalam melestarikan sumber daya alami natural resources, minimalisasi tingkat polusi termasuk juga kemacetan lalu lintas, dan keunikan.
    Ketiga hal ini menjadi pertimbangan utama calon wisatawan dalam menentukan destinasi yang akan dikunjungi. Untuk mempromosikan dan memberikan gambaran tentang ketiga hal ini, harusnya dipilih media yang paling dapat menggambarkannya, misalnya visualisasi yang dapat menggugah calon wisatawan berkunjung dalam hal ini peran pencitraan virtual seperti e-tourism akan sangat efektif. E-tourism adalah bentuk pemanfaatan teknologi informasi internet untuk mendukung industri pariwisata, biro perjalanan, hotel, serta industri terkait pariwisata lainnya.
    Ada banyak alasan yang memperkuat optimisme e-tourism sangat efektif sebagai sistem dan media promosi pariwisata Bali, di antara adalah: (1) sistem ini dapat memperpendek rantai distribusi, dan pangsa pasar pariwisata Bali telah terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi, (2) relatif murah, sangat berbeda dengan promosi door to door, sehingga keterbatasan dana promosi dan masih lemahnya jaringan pemasaran yang dimiliki selama ini akan diatasi dengan memanfaatkan secara cerdas kemajuan di bidang teknologi informasi. Hanya diperlukan sedikit dukungan, kesungguhan serta kepekaan pemerintah dan pelaku bisnis pariwisata membuat perencanaan yang terencana yang berorientasi tidak hanya waktu pendek dan melakukan diversifikasi produk dengan berbagai inovasi dan kreasi yang berkelanjutan.
    Sumber :
    https://raiutama.wordpress.com/2016/08/01/e-tourism-media-promosi-pariwisata-bali-2/
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar